Jumat, 29 November 2013

PEMIJAHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Ikan mas mulai dipelihara di Indonesia sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang telah diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya
Budidaya perikanan merupakan usaha yang dapat dikembangkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang dapat meningkatkan taraf hidup petani ikan dan usaha budidaya ikan ini memiliki keuntungan yaitu dapat meningkatkan sumber protein, meningkatkan pendapatan masyarakat petani ikan, meningkatkan ekspor non migas serta menunjang usaha kelestarian sumberdaya hayati serta memperluas lapangan kerja (Nurkulis, 2007).
Budidaya Ikan mas memiliki prospek ekonomi yang cukup menjanjikan karena ikan mas memiliki cita rasa yang cukup tinggi, sehingga banyak disukai oleh konsumen. Daging ikan mas yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur. Di beberapa rumah makan dengan mudah dijumpai masakan dengan bahan ikan mas karena memang cukup populer. Selain itu ikan mas juga dikenal memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga sangat baik untuk dibudidayakan.
Budidaya ikan mas semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat untuk dikembangkan dalam bentuk usaha, baik itu usaha pembenihan maupun pembesarannya. Ikan mas termasuk ikan konsumsi yang tergolong mudah dalam pemeliharaannya karena cenderung bersifat adaptif (mudah menyesuaikan diri) terhadap lingkungannya, pertumbuhannya cepat, dan tahan terhadap berbagai jenis penyakit serta mempunyai peluang usaha yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.
Usaha pembenihan merupakan usaha yang sangat penting  pada sektor budidaya perikanan, karena dalam faktor penyediaan benih adalah mutlak. kekurangan benih ikan adalah kendalan bagi peningkatan produksi. Secara umum dapat dikemukan bahwa kelemahan kegiatan pembenihan terletak pada rendahnya kelangsungan hidup yang biasanya disebabkan oleh kekurangan makanan, adanya perubahan suhu yang besar, faktor cahaya, salinitas dan kadar oksigen terlarut. Persiapan pembenihan merupakan langkah awal pendukung tercapainya peningkatan usaha perikanan. Sesuai dengan tuntutannya upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan pembenihan sangat erat kaitannya  dengan penyediaannya induk ikan.
Salah satu kunci keberhasilan dalam pembenihan adalah pemilihan induk yang tepat. Induk-induk yang diperoleh dari hasil kegiatan budidaya pada umumnya tidak bagus, dalam arti semua hasil budidaya tidak dapat dipijahkan. Oleh karena itu induk yang diperoleh dari budidaya harus diseleksi menurut ukuran serta memenuhi syarat untuk dipijahkan yaitu harus sehat, tubuh tidak cacat, mempunyai ukuran dan berat yang siap dipijahkan

1.2. Tujuan dan Manfaat

Praktek magang ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang pemijahan ikan mas (Cyprinus carpio) Di Balai Budidaya Air Tawar Jambi  secara buatan serta mengetahui permasalahan yang dihadapi dan kemudian mencari alternatif pemecahannya yang dilaksanakan di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.
Manfaat yang diharapkan dari praktek magang ini adalah dapat melakukan praktek pemijahan ikan mas (Cyprinus carpio) secara langsung, dan dapat menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang ditekuni untuk dijadikan bekal kedepannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.1. Biologi dan Ekologi Ikan Mas

Gambar 1. ikan mas (Cyprinus carpio)

   Kottelat dan Whitten (1993) mengemukan bahwa ikan mas termasuk dalam filum chordata, kelas pisces, subkelas teleostei, orda cypriniformes, family cyprinidae, genus cyprinus dan species Cyprinus carpio.
   Suseno (1994) menyatakan secara umum ciri-ciri induk ikan mas yang baik adalah keadaan sehat, tidak cacat, tidak luka, atau tidak menderita penyakit, sisik tersebar teratur dan berukuran agak besar, sirip tidak luka dan tidak cacat bentuk dan kuran tubuh seimbang, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus, tubuh tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek, perut lebar dan datar pangkal ekor relatif lebar dan normal, kepala relatif kecil dan moncong lancip, jarak lubang dubur relatif dekat ke pangkal ekor. Selanjutnya Atmadja et al. (1988) menyatakan bahwa ciri-ciri induk ikan mas yang baik secara umum yaitu tubuhnya sehat tidak cacat baik sirip maupun bagian-bagian tubuh lainnya kepala relatif kecil, pangkal ekor kuat, sisik besar dan tersusun rapi. Sedangkan ciri-ciri induk ikan mas betina tubuhnya lebih gemuk, lubang genital terletak di dekat di depan lubang genital papilia, sirif dada relatif pendek (lunak), jari jari luar tipis ikan yang sudah matang gonad lubang kelamin menonjol, ovarium jernih dan akan keluar jika bagian perut ditekan. Untuk induk jantan tubuhnya langsing dan lubang genitalnya terletak di belakang genital papilia, sirip dada relatif panjang dengan jari jari luar tebal, lapisan dalam sirip dada kasar, bagian perut tidak melebar dan tidak melunak, lubang kelamin tidak menonjol induk yang matang gonad jika perut yang ditekan dekat anus akan mengeluarkan sperma berwarna putih, tubuh tetap ramping kadang-kadang bagian kepala terjadi perubahan kulit.

2.2. Pemijahan Ikan Mas

   Pemijahan adalah proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan yang diikuti dengan perkawinan (Sutisna dan Sutarmanto, 203) selanjutnya dikatakan bahwa pemijahan menuntut keamanan hidup kelangsungan hidup larva atau benih ikan, tepat yang cocok waktu yang tepat dan kondisi yang lebih menguntungkan.
Hardjamulia (1976) mengatakan bahwa faktor faktor yang penting dalam perikanan adalah 1) induk yang baik dan sudah matang gonad, 2) persiapan kolam terutama untuk penetasan dan pemeliharaan benih, 3) persediaan pakan alami dan makanan tambahan yang cukup, mulai dari habisnya makanan cadangan (kuning telur) dan 4) sifat-sifat air yang cukup zat asam dan sedikit zat racun sisa pembusukan.
   Selanjutnya Susanto (1998) mengemukakan bahwa ikan mas dapat memijah sepanjang tahun tanpa menurut musim. Namun ada beberapa pendapat yang mengatakan biasanya pemijahan terjadi sepanjang musim penghujan, karena pada awal musim penghujan permukaan air naik yang menimbulkan bau ampo (sangit) yang merangsang. 

2.3. Pakan

Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam pertumbuhan ikan baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan air asin. Sedangkan pakan dibutuhkan oleh ikan sejenak mulia hidup yaitu mulai dari larva, dewasa sampai ukuran induk. Penanganan pakan dalam pemeliharaan larva berpengaruh secara dominan terhadap pertumbuhan ikan karena pakan berfungsi sebagai pemasok energi untuk memacu pertumbuhan dan pertahanan hidupnya (Huet,1971 dalam Melianawati dan Suwirya, 2005)
Menurut Mudjiman (2001), pakan ikan dapat dikelompokan menjadi tiga macam yaitu pakan alami dimana pakan yang tersebut dihasilkan secara alami di perairan, pakantambahan yaitu makanan yang diberikan dalam bentuk aslinya yang langsung dapat dimakan oleh ikan dan pakan buatan adalah yaitu makanan yang diramu dari beberapa bahan kemudian diolah menjadi bentuk khusus sebagaimana dikehendaki.

2.4. Kualitas Air

Menurut Heckling (1971), faktor yang mempengaruhi organisme air adalah parameter kualitas air seperti : suhu, oksigen terlarut dan CO2 bebas. Ikan sebagai organisme yang hidup di air sangat tergantung pada kualitas air pada batas toleransi yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan secara normal kisaran batas-batas yang masih dapat ditoleransi sebagai berikut ; O2 terlarut 3 - 8 ppm, nilai optimumnya 5 - 6 ppm, pH 6 - 9 dan suhu 20 - 28 ºC.
Menurut Cahyono (2000) derajat keasaman (pH) air dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Derajat keasaman air yang rendah atau sangat asam dapat menyebabkan kematian ikan, keadaan air sangat basa juga menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat. Keadaan pH air yang bersifat netral atau basa akan lebih baik dibandingkan air yang bersifat asam. Adapun pH air kecil dari 5,5 akan menjadi racun (toksin) bagi kebanyakan ikan di kolam, dan pH diatas 9 berbahaya sekali bagi kehidupan ikan.
2.5. Hama dan PenyakitSahclan dalam Afrianto dan Liviawaty, (1993) mengatakan bahwa Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan ini dapat disebabkan oleh organisme lain dan pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Penyakit pada ikan didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat menganggu proses kehidupan ikan, sehingga pertumbuhan menjadi tidak normal, secara umum penyakit dibedakan manjadi 2 kelompok yaitu infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri dan virus, sedangkan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan, ligkungan dan penanganan (Afrianto dan Liviawaty, 2003).
Penyakit yang menyerang pada pemeliharaan induk ikan mas (Cyprinus carpio) adalah MAS (motil aeromonassepticemia) yang disebabkan oleh bakteri ini adalah terdapat bercak-cak merah pada bagian permukaan tubuh kurangnya nafsu makan dan gerakan kurang agresif. Penyakit ini timbul karena keadaan lingkungan yang kurang baik, nutrisi yang kurang dan faktor genetik. Apabila kondisi induk terserang penyakit maka telur yang dihasilkan kurang baik. (Sunarma, 2004).


III. METODE PRAKTEK

3.1.Waktu dan Tempat

Praktek magang ini telah dilaksanakan dari tanggal 28 Januari sampai dengan 01 Maret 2013, bertempat di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sei Gelam Jambi yang terletak di Jl. Pramuka, Kec. Sungi gelam, Kab. Muaro Jambi,  Provinsi Jambi.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktek magang ini adalah induk ikan mas (Cyprinus carpio) yang sudah matang gonad, pelet komersial sebagai pakan induk, telur ayam, kapur  tohor (CaO) untuk pengapuran kolam, pupuk kandang kering untuk pemupukan dan seluruh faktor penunjang yang terdapat di Balai Budidaya Air Tawar Jambi.
Sedangkan alat yang digunakan adalah jaring untuk pemeliharaan induk di keramba jaring apung, timbangan untuk mengukur berat, plastik packing untuk memindahkan ikan, scoopnet untuk penyerokan larva, hapa untuk wadah pemeliharaan larva, penetasan larva dan pemijahan, kakaban untuk untuk menempelnya telur, baskom untuk wadah penimbangan telur, pH meter untuk mengukur derajat keasaman air (pH), Thermometer untuk mengukur suhu, DO meter untuk menghitung oksigen terlarut dan aerator. Peralatan tulis seperti buku tulis, pena, pensil, penggaris, dan kusioner serta kamera sebagai dokumentasi dari kegiatan magang ini (dapat dilihat pada lampiran 3).

3.3. Metode Praktek

Metode yang digunakan dalam praktek ini adalah praktek langsung. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan pegawai, Kepala Balai Budidaya Air Tawar Jambi serta mengikuti aktivitas dan melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan budidaya. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan dengan data yang diperlukan, serta ditambahkan dengan literatur yang mendukung kelengkapan dan kejelasan mengenai data yang didapatkan tersebut.

 3.4. Prosedur Kerja

3.4.1. Persiapan Wadah

3.4.1.1. Persiapan Wadah Induk Ikan Mas

Sebelum melakukan pemijahan ikan mas (Cyprinus carpio)  terlebih dahulu harus disiapkan wadah pemeliharaan induk, wadah yang digunakan berupa keramba jaring apung. Sebelum dilakukan proses pemeliharaan ikan mas (Cyprinus carpio), kegiatan utama yang harus diperhatikan adalah persiapan wadah. Persiapan wadah meliputi pemeriksaan jaring yang bolong, pembersihan dari hama dan lumut yang menempel di jaring yang digunakan. Lebih jelas dapat kita lihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pencucian dan Pemeriksaan Jaring

3.4.1.2. Persiapan Wadah Pemberokan Induk Ikan Mas

            Bak pemberokan digunakan untuk menampung sementara induk ikan mas sebelum dilakukan penyuntikan (pemijahan), bak pemberokan ini  disiapkan sehari sebelum induk digunakan. Bak dibersihkan dengan menggunakan sikat yang berguna untuk menghilangkan kotoran dan penyakit yang terdapat pada dinding bak serta dasar bak tersebut. Bak pemberokan ini terbuat dari kayu yang dilapisi dengan terpal yang  berukuran 1 x 3 m. Lebih jelas dapat kita lihat pada Gambar 3.






Gambar 3. Bak Pemberokan
Setelah selesai dibersihkan dengan mengunakan sikat maka dilakukan pengisian air secukup mungkin dan setelah air mencukupi harus dilengkapi juga dengan aerasi secukupnya yang bertujuan untuk menambahkan oksigen dalam bak pemberokan  tersebut.

3.4.1.3. Persiapan Wadah Pemijahan

            Bak pemijahan disiapkan sehari sebelum telur dimasukkan. Bak dibersihkan dengan menggunakan sikat yang berguna untuk menghilangkan kotoran dan penyakit yang terdapat pada dinding bak serta dasar bak tersebut. Lebih jelas dapat kita lihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Persiapan Wadah Penetasan

Setelah selesai dibersihkan maka dilakukan pemasangan hapa yang di lengkapi dengan pemberat yang bertujuan sebagai wadah penetasan telur dan juga berfungsi sebagai bak pemijahan kemudian dilanjutkan pemasangan kakaban yang bertujuan untuk tempat menempelnya telur, setelah pemasangan kakaban telah selesai maka dilakukan   pengisian air.


3.4.1.4. Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Mas

Sebelum melakukan pemeliharaan benih ikan mas  terlebih dahulu harus disiapkan kolam untuk pemeliharan benih. Tahapan-tahapan untuk persiapan kolam adalah :
Ø  Pengeringan kolam, kolam dikeringkan hingga airnya habis, untuk membunuh hama dan penyakit. Dalam pengeringan dibantu menggunakan pompa air, agar lebih cepat.
Ø  Pembalikan dasar kolam, hal ini bertujuan untuk menggemburkan lagi dasar kolam yang habis di pakai.
Ø  Pengapuran, dilakukan setelah kolam kering yang berguna untuk menaikan  pH dan juga dapat membunuh hama dan penyakit. Kapur yang digunakan adalah kapur tohor. Dosis kapur adalah 30 kg untuk 500 m2. Cara pengapurannya adalah dengan menebar kapur secara merata di suluruh pinggir kolam. Setelah itu kolam dibiarkan selama 3 hari agar kolam benar–benar bersih dari hama dan penyakit.
Gambar 5. Pengapuran Kolam
Gambar 5 merupakan proses penebaran kapur ke dalam kolam. Dilakukan dengan menebarkan kapur secara merata di pinggir kolam.
Ø  Pengisian air, setelah itu di isi air kembali hingga ketinggian 100 cm.







Gambar 6.  Pengisian Air
Gambar 6 adalah proses pengisian air kembali ke kolam. Dalam pengisian
air, air disaring menggunakan jaring, yang berfungsi mencegahnya ikan-ikan predator yang masuk melalui saluran air.
Ø  Pemupukan, yaitu membantu menumbuhkan pakan alami dalam kolam. Dosis yang di berikan 40 kg/ 500 m2.






Gambar 7.  Pupuk Kandang
Gambar 7 merupakan pupuk kandang yang digunakan untuk memupuk kolam. Cara pemupukan adalah menebar pupuk secara merata di pinggir kolam.

3.4.2. Pemeliharaan Induk

Sebelum dipijahkan induk ikan mas dipelihara terlebih dahulu di dalam keramba dengan ukuran 5m x 5m x 3m, dengan padat tebar induk ikan mas adalah 2 ekor/m3, pemeliharaa induk dilakukan secara terpisah yang mana induk jantan dan betina dipelihara keramba yang berbeda.  Pada saat pemeliharaan, induk di beri pakan dengan frekuensi 2 kali sehari dengan dosis 3% dari biomas dalam sehari akan tetapi mejelang (dua minggu kemudian) dilakukan pemijahan frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 4 kali sehari dengan pemberian secara adlibitum, yang bertujuan untuk meningkatkan kematangan gonad induk ikan Mas. Pakan yang di berikan berupa pelet komersial dengan kandungan protein 30%. Pemeliharaan induk ini bertujuan untuk proses pematangan gonad induk ikan mas. Untuk lebih jelasnya keramba pemeliharaan induk dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Keramba Jaring Apung Pemeliharaan Induk

3.4.3. Seleksi Induk

Seleksi induk yang matang gonad dengan cara menarik jaring dan menggiring ikan ke satu sisi sudut keramba untuk menyempit pergerakan induk ikan yang akan diseleksi, penarikan jaring dilakukan dengan 3 orang yaitu 2 orang menarik jaring dari sisi yang berbeda ke suatu sudut keramba orang dan 1 orang lagi menyediakan kayu untuk menyekak yang bertujuan untuk mempersempit gerakan induk yang akan diseleksi. Penyeleksi induk dapat di lihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Seleksi Induk Ikan Mas

  Seleksi induk dilakukan dengan cara pengamatan pada morfologi ikan, adapun ciri-ciri induk matang gonad, ciri-ciri fisik induk ikan mas betina yang matang gonad :
v  Perut membesar ke arah genital
v  Perut terasa menonjol dan lembut jika diraba dari luar,
v  Lubang genital berwarna kemerahan,
v  Pergerakan lambat,
Sedangkan ciri-ciri fisik induk jantan matang gonad :
v  Lubang genital berwarna kemerahan
v  Bagian tubuh bila di raba akan terasa kasar
v  pergerakannya lincah dan agresif
v  Jika di striping akan mengeluarkan cairan putih susu.
          Induk ikan yang matang gonad dapat kita lihat pada gambar 10.
                                



                                





                                
                                 Betina                                                     Jantan

Gambar 10. Induk Ikan Mas Yang Matang Gonad

Rahman dan Damana, (1990) Seleksi induk dilakukan dengan cara pengamatan pada morfologi ikan, adapun ciri-ciri induk matang gonad seperti : ciri- ciri fisik induk ikan mas betina matang gonad : Perut membesar ke arah genital dibagian perut (saluran perut), perut terasa menonjol jika diraba dari luar, lubang genital berwarna kemerahan, pergerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat loncat. Jika distriping akan mengeluarkan cairan berwarna kekuningan. Sedangkan ciri-ciri fisik induk jantan matang gonad : bila di urut pada bagian perut akan keluar cairan sperma, pergerakannya lincah dan agresif. Untuk menyeleksi induk jantan dan betina dapat dilakukan dengan cara pengurutan (stripping) dari bagian perut hingga ke genital. Untuk induk jantan akan mengeluarkan sperma sedangkan induk betina akan mengeluarkan telur.

3.4.4. Bak Pemberokan


Setelah kegiatan seleksi selesai, kemudian semua ikan ditampung didalam bak pemberokan. Bak pemberokan ini juga berfungsi sebagai tempat induk yang telah terseleksi dari kerambang jaring apung dan juga sebagai tempat penyuntikan induk ikan. Sebelum penyuntikan maka dilakukan seleksi kembali yang bertujuan untuk memastikan atau meyeleksi induk yang benar benar matang gonad.

3.4.5. Pemijahan Buatan

Penyuntikan dilakukan bila semua sudah disiapkan, seperti penyiapan bak pemijahan, induk serta sarana dan prasarana lainnya. Pemijahan dilakukan secara buatan, dimana penyuntikan dilakukan sebanyak dua  kali, penyuntikan pertama dilakukan pada pukul 22.00 wib dengan dosis 0,3 ml/kg mengunakan ovaprim, karena berat induk yang akan dipinjahkan memilki berat tubuh seberat 3 kg maka dosis yang disuntikan pada induk sebanyak adalah 1ml/ekor. Induk ikan mas di suntik di bagian sirip dada. Setelah penyuntikan pertama selesai maka ikan mas dibiarkan di bak pemberokan. Penyuntikan kedua dilakukan pada pukul 03.00 wib dengan dosis 0,2 ml/kg setelah dilakukan penyuntikan induk ikan dibiarkan di dalam bak pemberokan secara bersamaan.
Gambar 11. Proses Penyuntikan
Pada Gambar 11 merupakan proses penyuntikan ikan menggunakan ovaprim. Penyuntikan dilakukan dengan hati- hati agar tidak terjadi luka pada induk ikan Perbandingan yang digunakan untuk  induk jantan dan betina adalah   1: 1 (1 ekor induk betina dan 1 ekor induk jantan).
Proses striping pada induk ikan mas (betina dan jantan) dilakukan setelah 6 jam dari penyuntikan ke 2. Sebelum dilakukan striping maka terlebih dahulu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan  seperti wadah penampungan telur, tissue, handuk. Sebelum  induk ikan mas telah siap distripping maka terlebih dahulu dilakukan stripping pada induk betina, penampungan telur harus bersih dan kering, sedangkan induk jantan yang telah distriping akan mengeluarkan sperma, sperma yang dikeluarkan kemudian diambil dengan mengunakan spuit. Striping ikan mas dilakukan pada pukul 05.30 wib.
Telur dan sperma yang telah didapatkan dari hasil striping kemudian akan dilakukan pembuahan  (pencampuran telur dengan sperma hingga merata). Setelah dilakukan pembuahan maka telur ditebarkan pada kakaban yang telah di sediakan di dalam bak penetasan. Teknik tersebut bertujuan agar telur ikan mas tidak menumpuk di satu sudut atau tempat tertentu yang dapat menyebabkan permukaan telur kekurangan oksigen dan mengakibatkan telur menjadi mati. Telur ikan mas akan menetas dalam waktu 48  jam pada suhu 290 C.

3.4.6.  Striping dan Pembuahan     

Sebelum dilakukan striping terlebih dahulu disiapkan alat yang akan digunakan dan pengecekan terhadap induk yang akan di pinjahkan apabila induk sudah bisa ovulasi maka dilakukan stripping. Stripping dilakukan pada induk betina terlebih dahulu dari jantan. Telur yang diovulasikan  ditampug dalam wadah yang bersih dan kering.

3.4.7. PenetasanTelur

Ikan mas adalah salah satu ikan yang memiliki sifat telurnya menempel, dengan demikian penetasan telur-telur dilakukan dalam wadah yang dilengkapi dengan kakaban. Teknik tersebut bertujuan agar telur ikan mas tidak menumpuk di dasar wadah yang menyebabkan permukaan telur kekurangan oksigen dan mengakibatkan telur akan mati.  Telur ikan mas akan menetas dalam waktu 48  jam pada suhu 290 C.  Lebih jelasnya dapat kita lihat wadah penetasan atau wadah pemijahan semi alami, seperti Gambar 12.
Gambar 12. Wadah Penetasan Telur
Telur sebaiknya dilakukan pada sistem air yang mengalir untuk menjamin ketersediaan oksigen  terlarut dan pergantian air yang kotor akibat pembusukan telur yang tidak terbuahi. Peningkatan kandungan oksigen terlarut dapat pula di upayakan dengan pemberian airasi (Sunarma, 2004).
Setelah telur menetas, maka terbentuklah larva. Ukuran larva yang baru menetas adalah 3,9-5,6 mm, kantung kuning telur besar dan akan habis diabsorbsi. Mata besar, bentuk bulat penuh dengan pigmen. Setelah larva berukuran 5,1-9,8 mm kandungan kuning telur menurun 7,8-9,5 mm kuning telur akan habis. Sirip dada akan terlihat tumbuh dan sirip ekor akan mulai dapat di bedakan dengn batang ekor ( Hoda dan Tsukahara, dalam widiyati, 1983)

3.4.8. Pemeliharan Larva

Anak ikan yang baru menetas disebut dengan larva, tubuhnya belum keadaan sempurna, baik organ dalam maupun organ luarnya. Dibidang budidaya larva yang keluar dari telur disebut hatchling (Syandri, 2001).
Larva ikan mas dipelihara di dalam kolam dengan luas kolam 500m2 dengan padat tebar 100-200 ekor/m2. Larva yang berumur 2 hari langsung dipanen pada pagi hari dan ditebar ke kolam pemeliharaan larva, larva yang berumur 3 hari di berikan pakan buatan yang berupa pellet tepung dan dicampur dengan telur ayam sebanyak 5 butir, pakan yang telah dicampurkan di berikan pada larva ikan mas dengan cara menaburkan ke seluruh pinggir bagian dalam kolam pemeliharaan larva, frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari. Pemberian pakan di lakukan pada pukul 08.00 wib; 12.00 wib; 16.00 wib .
Kuning telur pada larva  ikan mas akan habis setelah 3-7 hari. Cepat lambatnya habis cadangan makanan berupa kuning telur dapat di pengaruhi oleh: kuning telur yang dibawa telur, faktor fisiologis selama embriologi, kondisi lingkungan seperti suhu perairan, dan sifat spesies itu sendiri. Sesudah habis cadangan makanan berupa kuning telur maka larva ikan memasuki periode post larva dan pada saat ini bukaan mulut sudah terbentuk dan beberapa organ tubuh mulai terbentuk sempurna serta mulai difungsikan (Dahuri, 2002)

3.5. Analisis  Data

            Data yang diperoleh selama praktek magang dianalisa secara deskriptif dan ditabulasikan ke tabel untuk memberikan gambaran tentang teknik pemijahan serta permasalahannya, kemudian dicari alternatif pemecahannya sesuai dengan kenyataan di lapangan yang mengacu pada literatur-literatur yang ada.
        Untuk data primer yang diperoleh dari praktek langsung di Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Adapun rumus yang di gunakan sebagai berikut:
Ø  Untuk Perhitungan % FR (Fertility rate) digunakan rumus yang dikemukan oleh Effendi (1979) :
       

Ø  Untuk mengetahui persentase penghitungan % HR (Hatching rate) dapat digunakan rumus :
        
Ø  Untuk mengetahui persentase penghitungan % SR (survival rate) dapat digunakan rumus :
        

·         Keterangan      : FR     = Tingkat Fertilisasi (Pembuahan) Telur
                                      HR    = Tingkat Penetasan Telur
                                      SR      = Tingkah Kelulusan Hidupan


   Data sekunder didapatkan melalui wawancara dan data dari instansi terkait. Hal tersebut dapat menggambarkan keadaan lokasi serta berbagai fasilitas yang dimiliki Balai Budidaya Air Tawar Jambi serta aspek-aspek yang mendukung proses pemijahan. Dari data-data tersebut dapat diketahui masalah-masalah yang timbul dalam proses pembenihan sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya.

1 komentar:

  1. Fortuna Casino: $250 Welcome Bonus for new players
    Established in 2019, Fortuna has always ensured that every deposit 온카지노 into our 메리트 카지노 casino is safe and safe. Fortuna 바카라 players are welcome to play and

    BalasHapus