I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan mas mulai dipelihara di Indonesia sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia
merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu
Ikan mas Punten dan Majalaya
merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang telah diidentifikasi berdasarkan
karakteristik morfologisnya
Budidaya perikanan merupakan usaha yang dapat
dikembangkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang dapat meningkatkan taraf
hidup petani ikan dan usaha budidaya ikan ini memiliki keuntungan yaitu dapat
meningkatkan sumber protein, meningkatkan pendapatan masyarakat petani ikan,
meningkatkan ekspor non migas serta menunjang usaha kelestarian sumberdaya
hayati serta memperluas lapangan kerja (Nurkulis, 2007).
Budidaya Ikan mas memiliki prospek ekonomi yang cukup menjanjikan karena ikan mas memiliki
cita rasa yang cukup tinggi, sehingga banyak disukai oleh konsumen. Daging ikan
mas yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur. Di
beberapa rumah makan dengan mudah dijumpai masakan dengan bahan ikan mas karena
memang cukup populer. Selain itu ikan
mas juga dikenal memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga sangat
baik untuk dibudidayakan.
Budidaya ikan mas
semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat untuk dikembangkan dalam bentuk
usaha, baik itu usaha pembenihan maupun pembesarannya. Ikan mas termasuk ikan konsumsi yang
tergolong mudah dalam pemeliharaannya karena cenderung bersifat adaptif (mudah
menyesuaikan diri) terhadap lingkungannya, pertumbuhannya cepat, dan tahan
terhadap berbagai jenis penyakit serta mempunyai peluang usaha yang potensial
untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.
Usaha
pembenihan merupakan usaha yang sangat penting
pada sektor budidaya perikanan, karena dalam faktor penyediaan benih
adalah mutlak. kekurangan benih ikan adalah kendalan bagi peningkatan produksi.
Secara umum dapat dikemukan bahwa kelemahan kegiatan pembenihan terletak pada
rendahnya kelangsungan hidup yang biasanya disebabkan oleh kekurangan makanan,
adanya perubahan suhu yang besar, faktor cahaya, salinitas dan kadar oksigen
terlarut. Persiapan pembenihan merupakan langkah awal pendukung tercapainya
peningkatan usaha perikanan. Sesuai dengan tuntutannya upaya yang dilakukan
untuk mempersiapkan pembenihan sangat erat kaitannya dengan penyediaannya induk ikan.
Salah satu kunci keberhasilan dalam
pembenihan adalah pemilihan induk yang tepat. Induk-induk yang diperoleh dari
hasil kegiatan budidaya pada umumnya tidak bagus, dalam arti semua hasil
budidaya tidak dapat dipijahkan. Oleh karena itu induk yang diperoleh dari
budidaya harus diseleksi menurut ukuran serta memenuhi syarat untuk dipijahkan
yaitu harus sehat, tubuh tidak cacat, mempunyai ukuran dan berat yang siap dipijahkan
1.2. Tujuan dan Manfaat
Praktek
magang ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
pemijahan ikan mas (Cyprinus carpio)
Di Balai Budidaya Air Tawar Jambi secara
buatan serta mengetahui permasalahan yang
dihadapi dan kemudian mencari alternatif pemecahannya yang dilaksanakan di
Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.
Manfaat yang diharapkan dari praktek
magang ini adalah dapat melakukan praktek pemijahan ikan mas (Cyprinus carpio) secara langsung, dan dapat menambah wawasan,
pengalaman dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang ditekuni untuk
dijadikan bekal kedepannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.
Biologi dan Ekologi Ikan Mas
Gambar 1. ikan mas (Cyprinus carpio)
Kottelat dan Whitten
(1993) mengemukan bahwa ikan mas termasuk dalam filum chordata, kelas pisces,
subkelas teleostei, orda cypriniformes, family cyprinidae, genus cyprinus dan
species Cyprinus carpio.
Suseno (1994) menyatakan secara umum
ciri-ciri induk ikan mas yang baik adalah keadaan sehat, tidak cacat, tidak
luka, atau tidak menderita penyakit, sisik tersebar teratur dan berukuran agak
besar, sirip tidak luka dan tidak cacat bentuk dan kuran tubuh seimbang, tidak
terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus, tubuh tidak terlalu keras dan tidak
terlalu lembek, perut lebar dan datar pangkal ekor relatif lebar dan normal,
kepala relatif kecil dan moncong lancip, jarak lubang dubur relatif dekat ke
pangkal ekor. Selanjutnya Atmadja et al. (1988) menyatakan bahwa ciri-ciri
induk ikan mas yang baik secara umum yaitu tubuhnya sehat tidak cacat baik
sirip maupun bagian-bagian tubuh lainnya kepala relatif kecil, pangkal ekor
kuat, sisik besar dan tersusun rapi. Sedangkan ciri-ciri induk ikan mas betina
tubuhnya lebih gemuk, lubang genital terletak di dekat di depan lubang genital
papilia, sirif dada relatif pendek (lunak), jari jari luar tipis ikan yang
sudah matang gonad lubang kelamin menonjol, ovarium jernih dan akan keluar jika
bagian perut ditekan. Untuk induk jantan tubuhnya langsing dan lubang
genitalnya terletak di belakang genital papilia, sirip dada relatif panjang
dengan jari jari luar tebal, lapisan dalam sirip dada kasar, bagian perut tidak
melebar dan tidak melunak, lubang kelamin tidak menonjol induk yang matang
gonad jika perut yang ditekan dekat anus akan mengeluarkan sperma berwarna
putih, tubuh tetap ramping kadang-kadang bagian kepala terjadi perubahan kulit.
2.2. Pemijahan Ikan Mas
Pemijahan adalah proses
pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan yang diikuti
dengan perkawinan (Sutisna dan Sutarmanto, 203) selanjutnya dikatakan bahwa
pemijahan menuntut keamanan hidup kelangsungan hidup larva atau benih ikan,
tepat yang cocok waktu yang tepat dan kondisi yang lebih menguntungkan.
Hardjamulia
(1976) mengatakan bahwa faktor faktor yang penting dalam perikanan adalah 1)
induk yang baik dan sudah matang gonad, 2) persiapan kolam terutama untuk
penetasan dan pemeliharaan benih, 3) persediaan pakan alami dan makanan
tambahan yang cukup, mulai dari habisnya makanan cadangan (kuning telur) dan 4)
sifat-sifat air yang cukup zat asam dan sedikit zat racun sisa pembusukan.
Selanjutnya Susanto (1998) mengemukakan bahwa
ikan mas dapat memijah sepanjang tahun tanpa menurut musim. Namun ada beberapa
pendapat yang mengatakan biasanya pemijahan terjadi sepanjang musim penghujan,
karena pada awal musim penghujan permukaan air naik yang menimbulkan bau ampo
(sangit) yang merangsang.
2.3.
Pakan
Pakan
merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam pertumbuhan ikan baik
ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan air asin. Sedangkan pakan dibutuhkan
oleh ikan sejenak mulia hidup yaitu mulai dari larva, dewasa sampai ukuran
induk. Penanganan pakan dalam pemeliharaan larva berpengaruh secara dominan
terhadap pertumbuhan ikan karena pakan berfungsi sebagai pemasok energi untuk
memacu pertumbuhan dan pertahanan hidupnya (Huet,1971 dalam Melianawati dan Suwirya, 2005)
Menurut Mudjiman
(2001), pakan ikan dapat dikelompokan menjadi tiga macam yaitu pakan alami dimana
pakan yang tersebut dihasilkan secara alami di perairan, pakantambahan yaitu
makanan yang diberikan dalam bentuk aslinya yang langsung dapat dimakan oleh
ikan dan pakan buatan adalah yaitu makanan yang diramu dari beberapa bahan kemudian
diolah menjadi bentuk khusus sebagaimana dikehendaki.
2.4. Kualitas Air
Menurut Heckling (1971), faktor yang
mempengaruhi organisme air adalah parameter kualitas air seperti : suhu,
oksigen terlarut dan CO2 bebas. Ikan sebagai organisme yang hidup di
air sangat tergantung pada kualitas air pada batas toleransi yang dapat
menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan secara normal kisaran batas-batas
yang masih dapat ditoleransi sebagai berikut ; O2 terlarut 3 - 8
ppm, nilai optimumnya 5 - 6 ppm, pH 6 - 9 dan suhu 20 - 28 ºC.
Menurut Cahyono (2000) derajat keasaman (pH)
air dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Derajat keasaman air yang rendah atau
sangat asam dapat menyebabkan kematian ikan, keadaan air sangat basa juga
menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat. Keadaan pH air yang bersifat netral
atau basa akan lebih baik dibandingkan air yang bersifat asam. Adapun pH air
kecil dari 5,5 akan menjadi racun (toksin) bagi kebanyakan ikan di kolam, dan
pH diatas 9 berbahaya sekali bagi kehidupan ikan.
2.5. Hama
dan PenyakitSahclan dalam Afrianto dan Liviawaty, (1993)
mengatakan bahwa Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan
gangguan pada ikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan
terhadap ikan ini dapat disebabkan oleh organisme lain dan pakan maupun kondisi
lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Penyakit pada ikan didefenisikan
sebagai sesuatu yang dapat menganggu proses kehidupan ikan, sehingga
pertumbuhan menjadi tidak normal, secara umum penyakit dibedakan manjadi 2
kelompok yaitu infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh
organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri dan virus, sedangkan penyakit
non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan, ligkungan dan
penanganan (Afrianto dan Liviawaty, 2003).
Penyakit yang
menyerang pada pemeliharaan induk ikan mas (Cyprinus
carpio) adalah MAS (motil
aeromonassepticemia) yang disebabkan oleh bakteri ini adalah terdapat bercak-cak
merah pada bagian permukaan tubuh kurangnya nafsu makan dan gerakan kurang
agresif. Penyakit ini timbul karena keadaan lingkungan yang kurang baik,
nutrisi yang kurang dan faktor genetik. Apabila kondisi induk terserang
penyakit maka telur yang dihasilkan kurang baik. (Sunarma, 2004).
III. METODE PRAKTEK
3.1.Waktu dan Tempat
Praktek magang ini telah dilaksanakan dari tanggal 28 Januari sampai dengan 01 Maret 2013, bertempat di
Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sei
Gelam Jambi yang terletak di Jl. Pramuka,
Kec. Sungi gelam, Kab. Muaro
Jambi, Provinsi Jambi.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang
digunakan dalam praktek magang ini adalah induk ikan mas (Cyprinus
carpio) yang sudah matang gonad, pelet komersial sebagai
pakan induk, telur ayam, kapur tohor (CaO)
untuk pengapuran kolam, pupuk kandang kering untuk pemupukan dan seluruh faktor
penunjang yang terdapat di Balai Budidaya Air Tawar Jambi.
Sedangkan alat yang digunakan adalah jaring untuk
pemeliharaan induk di keramba jaring
apung, timbangan untuk mengukur berat, plastik packing
untuk memindahkan ikan, scoopnet untuk penyerokan larva, hapa untuk wadah pemeliharaan larva, penetasan larva dan
pemijahan, kakaban untuk untuk menempelnya telur, baskom
untuk wadah penimbangan telur, pH meter untuk mengukur derajat keasaman air (pH), Thermometer untuk mengukur
suhu, DO meter untuk menghitung oksigen terlarut dan aerator. Peralatan tulis seperti buku tulis,
pena, pensil, penggaris, dan kusioner serta kamera sebagai dokumentasi dari
kegiatan magang ini (dapat dilihat
pada lampiran 3).
3.3. Metode Praktek
Metode yang digunakan dalam praktek ini adalah praktek
langsung. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh langsung dari wawancara dengan pegawai, Kepala Balai Budidaya
Air Tawar Jambi serta mengikuti aktivitas dan melibatkan diri secara langsung
dalam kegiatan budidaya. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang
berhubungan dengan data yang diperlukan, serta ditambahkan dengan literatur
yang mendukung kelengkapan dan kejelasan mengenai data yang didapatkan
tersebut.
3.4. Prosedur Kerja
3.4.1. Persiapan Wadah
3.4.1.1. Persiapan Wadah Induk Ikan Mas
Sebelum
melakukan pemijahan ikan mas (Cyprinus carpio) terlebih dahulu harus disiapkan wadah pemeliharaan induk, wadah yang digunakan berupa keramba jaring apung. Sebelum dilakukan proses pemeliharaan ikan mas (Cyprinus carpio),
kegiatan utama yang harus diperhatikan adalah persiapan wadah. Persiapan wadah
meliputi pemeriksaan jaring yang bolong,
pembersihan dari
hama dan lumut yang menempel di jaring yang digunakan. Lebih jelas dapat kita lihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pencucian dan Pemeriksaan Jaring
3.4.1.2. Persiapan Wadah Pemberokan
Induk Ikan Mas
Bak pemberokan digunakan untuk menampung sementara induk ikan mas
sebelum dilakukan penyuntikan (pemijahan), bak pemberokan ini disiapkan sehari sebelum induk digunakan. Bak dibersihkan
dengan menggunakan sikat yang berguna untuk menghilangkan kotoran dan penyakit yang terdapat
pada dinding bak serta dasar bak
tersebut. Bak pemberokan ini terbuat dari kayu yang dilapisi dengan terpal yang
berukuran 1 x 3 m. Lebih jelas dapat
kita lihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Bak Pemberokan
Setelah selesai dibersihkan dengan
mengunakan sikat maka dilakukan pengisian air secukup mungkin dan setelah air
mencukupi harus dilengkapi juga dengan aerasi secukupnya yang bertujuan untuk
menambahkan oksigen dalam bak pemberokan tersebut.
3.4.1.3. Persiapan Wadah Pemijahan
Bak pemijahan disiapkan sehari sebelum telur dimasukkan. Bak dibersihkan dengan menggunakan sikat yang berguna untuk
menghilangkan kotoran dan penyakit yang terdapat pada dinding bak serta dasar
bak tersebut. Lebih jelas dapat kita
lihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Persiapan Wadah Penetasan
Setelah selesai dibersihkan maka dilakukan
pemasangan hapa yang di lengkapi dengan pemberat yang bertujuan sebagai wadah
penetasan telur dan juga berfungsi sebagai bak pemijahan kemudian dilanjutkan
pemasangan kakaban yang bertujuan untuk tempat menempelnya telur, setelah
pemasangan kakaban telah selesai maka dilakukan pengisian air.
3.4.1.4. Persiapan Wadah
Pemeliharaan Larva Ikan Mas
Sebelum melakukan pemeliharaan benih ikan mas terlebih dahulu harus disiapkan kolam untuk pemeliharan benih.
Tahapan-tahapan untuk persiapan kolam adalah :
Ø Pengeringan
kolam, kolam dikeringkan hingga airnya habis, untuk membunuh hama dan penyakit.
Dalam pengeringan dibantu
menggunakan pompa air, agar lebih cepat.
Ø Pembalikan
dasar kolam, hal ini bertujuan untuk menggemburkan lagi dasar kolam yang habis
di pakai.
Ø Pengapuran,
dilakukan setelah kolam kering yang berguna untuk menaikan pH dan juga dapat membunuh hama dan penyakit.
Kapur yang digunakan adalah kapur
tohor. Dosis kapur adalah 30 kg untuk 500 m2.
Cara pengapurannya adalah dengan menebar kapur secara merata di suluruh pinggir
kolam. Setelah itu kolam dibiarkan selama 3 hari agar kolam benar–benar bersih
dari hama dan penyakit.
Gambar 5. Pengapuran Kolam
Gambar 5 merupakan proses penebaran kapur ke dalam kolam. Dilakukan dengan
menebarkan kapur secara merata di pinggir kolam.
Ø
Pengisian air, setelah itu di isi air kembali hingga
ketinggian 100
cm.
Gambar 6. Pengisian Air
Gambar 6 adalah proses pengisian air kembali ke kolam. Dalam pengisian
air, air disaring menggunakan jaring, yang berfungsi mencegahnya
ikan-ikan predator yang masuk melalui saluran air.
Ø
Pemupukan, yaitu membantu menumbuhkan pakan alami
dalam kolam. Dosis yang di berikan 40 kg/ 500 m2.
Gambar 7. Pupuk
Kandang
Gambar 7 merupakan pupuk kandang yang digunakan untuk memupuk kolam. Cara
pemupukan adalah menebar pupuk secara merata di pinggir kolam.
3.4.2. Pemeliharaan
Induk
Sebelum dipijahkan induk ikan mas dipelihara terlebih
dahulu di dalam keramba dengan ukuran 5m x 5m x 3m,
dengan padat tebar induk ikan mas adalah 2 ekor/m3, pemeliharaa
induk dilakukan secara terpisah yang mana induk jantan dan betina dipelihara keramba
yang berbeda. Pada saat pemeliharaan, induk di beri pakan dengan frekuensi 2 kali sehari dengan dosis 3% dari biomas dalam sehari akan tetapi mejelang (dua minggu kemudian) dilakukan
pemijahan frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 4 kali sehari dengan
pemberian secara adlibitum, yang bertujuan untuk meningkatkan kematangan gonad
induk ikan Mas. Pakan yang di berikan berupa pelet komersial dengan kandungan
protein 30%. Pemeliharaan induk ini bertujuan
untuk proses pematangan gonad induk
ikan mas. Untuk lebih jelasnya keramba pemeliharaan
induk dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Keramba Jaring Apung Pemeliharaan Induk
3.4.3. Seleksi Induk
Seleksi induk yang matang
gonad dengan cara menarik jaring dan menggiring ikan ke satu
sisi sudut keramba untuk menyempit pergerakan induk ikan yang akan diseleksi, penarikan jaring dilakukan dengan 3
orang yaitu 2 orang menarik jaring dari sisi yang berbeda ke suatu sudut
keramba orang dan 1 orang lagi menyediakan kayu untuk menyekak yang bertujuan
untuk mempersempit gerakan induk yang akan diseleksi. Penyeleksi induk dapat di
lihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Seleksi Induk
Ikan Mas
Seleksi induk dilakukan dengan cara pengamatan
pada morfologi ikan, adapun ciri-ciri induk matang gonad, ciri-ciri
fisik induk ikan mas betina yang matang gonad :
v Perut membesar ke arah genital
v Perut terasa menonjol dan lembut jika diraba dari
luar,
v Lubang genital berwarna
kemerahan,
v Pergerakan lambat,
Sedangkan ciri-ciri fisik induk jantan matang gonad :
v Lubang genital berwarna kemerahan
v Bagian tubuh bila di raba akan terasa kasar
v pergerakannya lincah dan agresif
v Jika di striping akan mengeluarkan cairan putih susu.
Induk ikan yang matang gonad dapat
kita lihat pada gambar 10.
Betina Jantan
Gambar 10. Induk Ikan Mas Yang Matang Gonad
Rahman dan Damana, (1990) Seleksi induk dilakukan dengan cara pengamatan
pada morfologi ikan, adapun ciri-ciri induk matang gonad seperti : ciri- ciri fisik induk ikan mas betina matang gonad : Perut membesar ke arah genital
dibagian perut (saluran perut), perut terasa menonjol jika diraba dari luar,
lubang genital berwarna kemerahan, pergerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat loncat. Jika distriping akan
mengeluarkan cairan berwarna kekuningan. Sedangkan
ciri-ciri fisik induk jantan matang gonad : bila di urut pada bagian perut akan
keluar cairan sperma, pergerakannya
lincah dan agresif. Untuk menyeleksi induk
jantan dan betina dapat dilakukan dengan cara pengurutan (stripping) dari
bagian perut hingga ke genital. Untuk induk jantan akan mengeluarkan sperma
sedangkan induk betina akan mengeluarkan telur.
3.4.4. Bak Pemberokan
Setelah kegiatan seleksi selesai, kemudian semua ikan
ditampung didalam bak pemberokan. Bak
pemberokan ini juga berfungsi sebagai tempat induk yang telah terseleksi dari
kerambang jaring apung dan juga sebagai tempat penyuntikan induk ikan. Sebelum
penyuntikan maka dilakukan seleksi kembali yang bertujuan untuk memastikan atau
meyeleksi induk yang benar benar matang gonad.
3.4.5. Pemijahan Buatan
Penyuntikan dilakukan bila semua sudah disiapkan,
seperti penyiapan bak pemijahan, induk serta sarana dan prasarana lainnya.
Pemijahan dilakukan secara buatan, dimana penyuntikan dilakukan sebanyak dua kali, penyuntikan pertama dilakukan pada pukul 22.00 wib dengan dosis 0,3 ml/kg mengunakan ovaprim,
karena berat induk yang akan dipinjahkan memilki berat tubuh seberat 3 kg maka
dosis yang disuntikan pada induk sebanyak adalah 1ml/ekor. Induk ikan mas di
suntik di bagian sirip dada. Setelah penyuntikan pertama selesai maka ikan mas
dibiarkan di bak pemberokan. Penyuntikan kedua dilakukan pada pukul 03.00 wib dengan
dosis 0,2 ml/kg setelah dilakukan penyuntikan induk ikan dibiarkan di dalam bak
pemberokan secara bersamaan.
Gambar 11. Proses Penyuntikan
Pada Gambar 11 merupakan proses
penyuntikan ikan menggunakan ovaprim.
Penyuntikan dilakukan dengan hati- hati agar tidak terjadi luka pada induk ikan Perbandingan yang digunakan untuk induk jantan dan betina adalah 1:
1 (1 ekor induk betina
dan 1 ekor induk jantan).
Proses striping pada induk ikan
mas (betina dan jantan) dilakukan setelah 6 jam dari penyuntikan ke 2. Sebelum
dilakukan striping maka terlebih dahulu mempersiapkan bahan dan alat yang akan
digunakan seperti wadah penampungan
telur, tissue, handuk. Sebelum induk ikan mas
telah siap distripping maka terlebih dahulu dilakukan stripping pada induk betina, penampungan telur harus bersih dan kering,
sedangkan induk jantan yang telah distriping akan mengeluarkan sperma, sperma
yang dikeluarkan kemudian diambil dengan mengunakan spuit. Striping ikan mas dilakukan
pada pukul 05.30 wib.
Telur dan sperma yang telah
didapatkan dari hasil striping kemudian akan dilakukan pembuahan (pencampuran telur dengan sperma hingga merata).
Setelah dilakukan pembuahan maka telur ditebarkan pada kakaban yang telah di
sediakan di dalam bak penetasan. Teknik tersebut bertujuan
agar telur ikan mas
tidak menumpuk di satu sudut atau tempat tertentu yang dapat menyebabkan
permukaan telur kekurangan oksigen dan mengakibatkan telur menjadi mati. Telur ikan mas
akan menetas dalam waktu 48 jam pada suhu 290 C.
3.4.6. Striping dan Pembuahan
Sebelum
dilakukan striping terlebih dahulu disiapkan alat yang akan digunakan dan
pengecekan terhadap induk yang akan di pinjahkan apabila induk sudah bisa
ovulasi maka dilakukan stripping. Stripping dilakukan pada induk betina
terlebih dahulu dari jantan. Telur yang diovulasikan ditampug dalam wadah yang bersih dan kering.
3.4.7. PenetasanTelur
Ikan mas
adalah salah satu ikan yang memiliki sifat telurnya menempel, dengan demikian
penetasan telur-telur dilakukan dalam wadah yang dilengkapi dengan kakaban.
Teknik tersebut bertujuan agar telur ikan mas tidak menumpuk di dasar wadah
yang menyebabkan permukaan telur kekurangan oksigen dan mengakibatkan telur
akan mati. Telur ikan mas akan menetas dalam waktu 48 jam pada suhu 290 C. Lebih
jelasnya dapat kita lihat wadah penetasan atau wadah pemijahan semi alami,
seperti Gambar 12.
Gambar
12. Wadah Penetasan Telur
Telur
sebaiknya dilakukan pada sistem air yang mengalir untuk menjamin ketersediaan
oksigen terlarut dan pergantian air yang
kotor akibat pembusukan telur yang tidak terbuahi. Peningkatan kandungan
oksigen terlarut dapat pula di upayakan dengan pemberian airasi (Sunarma,
2004).
Setelah telur
menetas, maka terbentuklah larva. Ukuran larva yang baru menetas adalah 3,9-5,6
mm, kantung kuning telur besar dan akan habis diabsorbsi. Mata besar, bentuk
bulat penuh dengan pigmen. Setelah larva berukuran 5,1-9,8 mm kandungan kuning
telur menurun 7,8-9,5 mm kuning telur akan habis. Sirip dada akan terlihat
tumbuh dan sirip ekor akan mulai dapat di bedakan dengn batang ekor ( Hoda dan
Tsukahara, dalam widiyati, 1983)
3.4.8.
Pemeliharan Larva
Anak ikan yang
baru menetas disebut dengan larva, tubuhnya belum keadaan sempurna, baik organ
dalam maupun organ luarnya. Dibidang budidaya larva yang keluar dari telur disebut
hatchling (Syandri, 2001).
Larva ikan mas
dipelihara di dalam kolam dengan luas kolam 500m2 dengan padat tebar
100-200 ekor/m2. Larva yang berumur 2 hari langsung dipanen pada
pagi hari dan ditebar ke kolam pemeliharaan larva, larva yang berumur 3 hari di
berikan pakan buatan yang berupa pellet tepung dan dicampur dengan telur ayam
sebanyak 5 butir, pakan yang telah dicampurkan di berikan pada larva ikan mas
dengan cara menaburkan ke seluruh pinggir bagian dalam kolam pemeliharaan
larva, frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari. Pemberian pakan di lakukan pada
pukul 08.00 wib; 12.00 wib; 16.00 wib .
Kuning telur pada larva ikan mas akan habis setelah 3-7 hari. Cepat
lambatnya habis cadangan makanan berupa kuning telur dapat di pengaruhi oleh:
kuning telur yang dibawa telur, faktor fisiologis selama embriologi, kondisi
lingkungan seperti suhu perairan, dan sifat spesies itu sendiri. Sesudah habis
cadangan makanan berupa kuning telur maka larva ikan memasuki periode post
larva dan pada saat ini bukaan mulut sudah terbentuk dan beberapa organ tubuh
mulai terbentuk sempurna serta mulai difungsikan (Dahuri, 2002)
3.5. Analisis
Data
Data yang diperoleh
selama praktek magang dianalisa secara deskriptif dan ditabulasikan ke tabel
untuk memberikan gambaran tentang teknik pemijahan serta permasalahannya,
kemudian dicari alternatif pemecahannya sesuai dengan kenyataan di lapangan
yang mengacu pada literatur-literatur yang ada.
Untuk data primer yang
diperoleh dari praktek langsung di Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Adapun rumus
yang di gunakan sebagai berikut:
Ø Untuk
Perhitungan % FR (Fertility rate)
digunakan rumus yang dikemukan oleh Effendi (1979) :
Ø Untuk
mengetahui persentase penghitungan % HR
(Hatching rate) dapat digunakan rumus
:
Ø Untuk
mengetahui persentase penghitungan % SR
(survival rate)
dapat digunakan rumus :
·
Keterangan : FR =
Tingkat Fertilisasi (Pembuahan) Telur
HR =
Tingkat Penetasan Telur
SR = Tingkah Kelulusan Hidupan
Data sekunder didapatkan melalui wawancara dan data dari instansi
terkait. Hal tersebut dapat menggambarkan keadaan lokasi serta berbagai
fasilitas yang dimiliki Balai Budidaya Air Tawar Jambi serta aspek-aspek yang
mendukung proses pemijahan. Dari data-data tersebut dapat diketahui
masalah-masalah yang timbul dalam proses pembenihan sehingga dapat dicari
alternatif pemecahannya.
Fortuna Casino: $250 Welcome Bonus for new players
BalasHapusEstablished in 2019, Fortuna has always ensured that every deposit 온카지노 into our 메리트 카지노 casino is safe and safe. Fortuna 바카라 players are welcome to play and