Jumat, 10 Januari 2014

HIBRIDISASI DAN GINOGENESIS

HIBRIDISASI DAN GINOGENESIS


Pengembangbiakan ikan merupakan salah satu kegiatan dari  proses budidaya ikan. Ikan yang akan dibudidayakan harus dapat tumbuh dan berkembang biak agar kontinuitas produksi budidaya dapat berkelanjutan. Untuk mendapatkan ikan yang berkualitas banyak langkah yang telah dilakukan para pembudidaya. Dimulai dari metode hibridisasi, sex reversal, poliploidisasi hingga selektif breeding. Poliploidisasi merupakan salah satu metode manipulasi kromososm untuk perbaikan dan peningkatan kualitas genetik ikan guna menghasilkan benih ikan dengan keunggulan pertumbuhan cepat, toleransi terhadap lingkungan, resisten terhadap penyakit, dan persentase daging tinggi.
Manipulasi kromosom mungkin dilakukan selama siklus nukleus dalam pembelahan  sel, dasarnya adalah penambahan  atau pengurangan sel haploid  atau diploid. Pada ikan dan hewan lainnya dengan fertilisasi eksternal proses dapat dilakukan  untuk  salah satu gamet sebelum fertilisasi atau telur terfertilisasi pada beberapa periode selama formasi pada  zigot (Purdom, 1993). Salah satu metode manipulasi kromosom adalah ginogenesis.
Lingkungan budidaya merupakan kegiatan yang cakupannya sangat luas. Akan tetapi suatu pemgembangan akan pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan potensi tersebut. Suatu contoh aplikasi dari pengembangan tersebut adalah dengan teknik ginogenesis. Ginogenesis adalah suatu proses penurunan sifat maternal secara total melalui perkembangan telur tanpa kontribusi sperma secara genetik untuk menjadi embrio yang dimaksudkan agar keturunan yang dihasilkan bersifat homozigotik (cloning). Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan buatan, namun pada ginogenesis alami jarang sekali ditemukan sperma yang membuahi telur dalam keadaan material genetik tidak aktif. Ginogenesis adalah suatu perlakuan untuk mengatasi masalah untuk menonaktifkan material genetik sperma dan merangsang diploidisasi terbentuknya zigot. Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui cara melakukan proses ginogenesis pada suatu spesies ikan.
Hibridisasi adalah salah satu metode pemuliaan dalam upaya mendapatkan strain baru yang mewarisi sifat-sifat genetik dan morfologis dari kedua tetuanya dan untuk meningkatkan heterozigositas.  Semakin tinggi heterozigositas suatu populasi, semakin baik sifat-sifat yang dimilikinya. Hibridisasi pada ikan relatif mudah dan dapat menghasilkan kombinasi taksonomi yang bermacam-macam dan luas (Tave, 1988).
Hibridisasi dalam pengembangbiakan ikan sudah dikenal serta dilakukanorang untuk memeperbaiki sifat genetik ikan tertentu. Hibridisasi pada ikan dapat dilakukan antara ikan ras dalam satu spesies, antara ras dalam satu genus anataragenus dalam ras satu family atau berbeda family (Hickling 1971 Dalam Syamsiah2001). Hibridisasi ini bertujuan untuk mendapatkan benih dengan sifat lebih baik dari yang dipunyai tertuanya terutama dalam pertumbuhan, kematangan gonad,ketahanan terhadap penyakit serta lingkungan buruk, dan efesiensi pemanfaatanmakanan (Hardjamulia dan Suseno dalam Syamsiah 2001).Berdasarkan konsep di atas penggunaan sperma ikan mas (Cyrinus carpio) dapat diaplikasikan pada hibridisasi ikan komet (Carassius auratus), mengingatikan mas memiliki pertumbuhan cepat, dan memiliki kekerabatan yang cukup dekat dengan ikan komet. Hibridisasi yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan ikan komet Hibrid  yang memiliki mutu genetis yang lebih baik.
Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya berfungsi untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturunkan. Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan buatan. Nagy et al,. 1978, menyebutkan ginogenesis adalah terbentuknya zigot 2n (diploid) tanpa peranan genetik gamet jantan. Jadi gamet jantan hanya berfungsi secara fisik saja, sehingga prosesnya hanya merupakan perkembangan pathenogenetis betina (telur). Untuk itu sperma diradiasi. Radiasi pada ginogenesis bertujuan untuk merusak kromososm spermatozoa, supaya pada saat pembuahan tidak berfungsi secara genetic (Sumantadinata, 1981).
Sedangkan ginogenesis buatan dilakukan melalui beberapa perlakuan pada tahapan pembuahan dan awal perkembangan embrio. Perlakuan ini bertujuan 1).  membuat supaya bahan genetik jantan menjadi tidak aktif  2). mengupayakan terjadinya diploisasi agar telur dapat menjadi zigot. Bahan genetik dalam spermatozoa dibuat tidak aktif dengan radiasi sinar gama, sinar X dan sinar ultraviolet (Purdom, 1993).
Tujuan Praktikum
Ø  Agar mahasiswa praktikan dapat mengetahui cara melakukan proses ginogenesis pada suatu spesies ikan.
Ø  Agar mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan proses hybridisasi pada ikan
Ø  Agar mahasiswa mengetahui kelebihan hybridasasi dan ginogenesis


Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu tanggal  2013 bertempat di Laboratorium Pemijaha dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah wadah, lampu ultraviolet, sendok, bulu ayam, mangkuk, baskom, kertas tissue, pemanas air, stop watch, termometer, lempengan kaca. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah ikan komet (Cyprinus carpio), sperma, telur, air panas,  larutan fisiologis.
Prosedur Kerja:
1.        Hibridisasi
Pelaksanaan praktikum melalui tahapan sebagai berikut: persiapan wadah 2 hari sebelum di lakukan praktikum, setelah itu  memlakukan seleksi induk ikan mas dan induk ikan komet, ikan yang telah terseksi maka di lakukan penyutikan induk ikan komet tersebut dengan dosis o,5 ml/ kg, penyuntikan di lakukan sebanyak 2 kali yaitu pada jam 20.00 wib dan 02.00 wib dini hari. Kemudian besok paginya pada jam 8.00 wib di lakukan striping pada induk ikan mas untuk menghasilakan sprema dan induk ikan komet telur ikan.
Setelah telur ikan telah di dapatkan maka di lakukan fertilisasi (pembuahan) yaitu pencampuran sprema dan telur ikan dan di tambahkan larutan pembuahan secukupnya. Kemudian di lakukan penebaran pada wadah yang telah di siapkan.

2.        Ginogenesis
Pelaksanaan praktikum melalui tahapan sebagai berikut: persiapan wadah 2 hari sebelum di lakukan praktikum. Kemudian melakukan fertilisasi yaitu dengan memcampurkan telur dan sprema ikan yang digunakan dan kemudian di tambahkan larutan pembuahaan untuk mengurangi daya rekat telur, setelah di lakukan fertilisasi dilanjutkan proses penyiran dengan mengunakan cahaya lampu atau ultraviolet selama 1 menit dengan jarak penyinaran ± 15 cm. Setelah dilakukan penyinaran dilanjutkan dengan perlakuan kejutan panas  (keju suhu) dengan suhu 40oC selama 3 menit di wadah perlakuan keju suhu. Kemudian telur diinkubasi dalam akuarium kaca dengan suhu air 28oC.

Hasil dan Pembahasan
1.      Hibridisasi
Dari hasil hibridisasi ikan mas (jantan ) dan komet (betina) yang telah di bagi kan perorang berupa sampel yaitu:
Jumlah total telur               : 211 butir
Terbuahi                            : 87 butir
Tidak terbuahi                   : 124 butir
Maka di dapatkan nilai % FR

= 41 %
Maka didapatkan % HR.

= 48 %
Dari hasil niali FR dan HR di golongkan kan rendah karena di angka keberhasilan tidak mencapai 50%, hal ini di sebabkan karena proses fertisasi kurang baik, dan kematangan induk kurang.
2.    Ginogenesis
Dari hasil ginogenesis ikan mas (jantan ) dan komet (betina) yang telah di bagi kan perorang berupa sampel yaitu:
Jumlah total telur               : 135  butir
Terbuahi                            : 38 butir
Tidak terbuahi                   : 97 butir
Maka di dapatkan nilai % FR

= 28 %
Sedangkan nilai HR adalah 0% karena terjadi kematian telur seluruhnya
Dari hasil niali %FR  dan %HR di golongkan kan rendah karena presentase keberhasilan tidak mencapai 50%, hal ini di sebabkan karena proses karena perlakuan yang kurang baik, kemungkinan nilai  umur zigot yang kurang.

DAFTAR PUSTAKA
Purdom. E.C. 1993. Genetics and Fish Breeding. Chapman and Hall. Fish and Fisheries Series. 277p
Sumantadinata, K., 1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan di Indonesia. Sastra Hudaya, Jakarta. 105 hal.

Nagy, A., K. Rajki. L. Horvart dan V. Csanyi. 1978. Investigation on carp (Cyprinus carpio L) ginogenesis. Jour. Fish. Biol. 13 : 215 – 224.